Kasus ini berawal dari sebuah Iklan Jualan Rumah+Tanah Magelang yang dipasang di Internet. Iklan ini cukup banyak dilihat calon pembeli. Biasanya tanya-tanya langsung via SMS ada beberapa via Email. Beberapa waktu yang lalu hampir saja saya ketemu dengan "Sindikat Penipu" Alhamdulilah untungnya kami sadar. Sepertinya "calon penipunya" yang tertipu, bagaimana bisa?
Berawal dari SMS Sabtu 21 Mei 2011 sekitar jan 12.00 : "Pak saya "x" dari Magelang Ibu saya berminat beli Rumah yang dimaksud tolong segera hubungi Nomer berikut 08xxx". Dengan tanpa Kecurigaan kami hubungi SMS nomer 08xxx tersebut. Ternyata seorang Ibu, negosiasi via telpon-pun terjadi (si Ibu yang telpon kami).
Awalnya harga yang ditawarkan adalah di Web 27x juta, si Ibu menawar boleh tidak 25x Juta. Harga saya simpan dulu, karena ada pembeli sebelumnya yang sudah menawar. Kami Nunggu kepastiannya dulu. Sepertinya si Ibu "ngeyel banget" pingin segera beli dan bisa pastikan harganya Deal saat itu juga (terkesan maksa banget).
Sampai pada akhirnya, saya lepas dengan harga yang di ditawar, tapi Ibu harus DP sebagai tanda jadi minimal 5% (sekitar 12,5 juta saja), tp anehnya si Ibu malah bilang bagaimana klu saya kasih DP 25 Juta saja. Gak salah nih Ibu, kog bisa langsung percaya banget sama kita, padahal ketemu juga belum pernah.
Terlpon Negosisasi beberapak kali terjadi, sampe akhirnya ketika si Ibu yakin mau Beli akan segera DP. Ketika bicara Nomila dan cara DP, yang Telepon sudah beda lagi. "Mengaku sebagai Suami" Ibunya sekarang di Magelang. DP akan ditarnfer hari ini via BNI sebesar kesepatan awal. Berulang kali saya tanya, Ibu Yakin mau DP? Ibu yakin Sudah lihat Rumah yang akan dibeli? Silahkan bapak datang ke rumah dulu, kita bisa ketemu. Karena kami tidak mau nanti tiba-tiba dibatalkan. Berulang kali si Bapak bilang, yakin. Anak saya sudah melihat rumah yang dimaksud dan sangat cocok.
Sekitar Jam 16 kami berikan Nomer rekeing BNI, dan sekitar 10 menit katanya dia sudah transfer. Saya segera cek via Internet banking beberapa kali. "Kog belum masuk yah pak?" katanya tansfer dari rekening yang sama juga. Katanya mungkin Internet banking baru bermsalah, katanya si Bapak juga telah mencoba transfer via Internet banking tapi belum bisa. Meskipun sudah mulai curiga, Akhir katanya ke ATM.
Dia meminta kami ke ATM terdekat, karena ATM tidak terlalu jauh kami coba ke ATM hanya 500 meter dari rumah kami. Saya cek memang tidak ada uang masuk. Saya SMS kembali ke si Bapak, bapaknya hubungi kami katanya ada masalah di bank-nya. Sampai-sampai si bapak "menghubungi orang yang mengaku sebagai CS bank" dan saya diminta bicara sendiri dengan "CS palsu". Masalah ini harus segera di selesaikan.
Katanya uang tadi sudah dikirim, namun ada masalah. Masalah bisa diselesaikan, katanya ketika saya coba lagi via ATM. Tapi memang karena posisi saya sudah jauh dari ATM, saya tidak masuk ATM lagi. Katanya klu tidak segera diselesaikan sebelum jam 24 malam ini, Saya bisa kena masalah dan harus mengebalikan uang 25 juta. Saya bilang saya sudah jauh dari ATM, kalau sudah berada di ATM lagi nanti saya Hubungi kembali. Habis itu saya yakin 100% ini modus penipuan yang "Biasanya dengan" menggunakan kasus yang lain.
Saya tidak kembali ke ATM, namun ke kantor Polisi (Polsek), berharap polisi bisa menjebak dan mengungkap kasus ini. Karena ketika saya bilang saya sudah di ATM, si penipu pasti masih mau telepon saya. Namun, sepertinya Polisi (Polsek) yang saya datangi tidak bisa berbuat banyak, lebih menyarankan untuk berhati-hati saja. Ya sudah saya pulang saja dan bertanya, "kalau ketemu kasus gini lagi siapa yang bisa bantu menjebak dan mengungkapnya". Tapi Alhamdulilah kami tidak dirugikan, kecuali Rugi telah SMS beberapa kali saja. Semoga bisa bermafaat untuk menambah kewaspadaan bagi kita semua, apalagi anda yang "memajang barang dagangan secara online" :)
Kesimpulan dari Kasus ini :
- Umumnya kejadian pada akhir pekan (Jumat sore/Sabtu/minggu) ketika bank sudah tidak aktif
- Penipu ada beberapa orang dan saling lempar (berbagi peran).
- Penipu menggunakan Argumen yang bagi orang awan itu mungkin masuk akal dan Membuat takut, sehingga harus menuruti apa yang di perintah.
- Komunikasi berjalan Kontinu dan hampir tanpa Putus, kalau kita berfikir lama biasanya si Penipu tidak akan menghubungi lagi. (kemungkinan dia tau kalau si Korban dalam proses kena tipu).
- Modus yang sama dulu pada Kasus : Hadiah Kupon Undian (si Korban diharuskan tarnsfer Pajak), Pemberitahuan hadiah via SMS dan sekarang pada Produk Jualan Online (si Korban diminta utak-atik ATK, karena bermasalah katanya)
thanks atas informationnya,,,jadi bisa hati2 sekarang
ReplyDeletelha itu ceritanya akhirnya gmn mas??sepe
ReplyDeletertinya itu belum kelar.
Lanjut ceritanya, sampe di kantor polisi kita hanya sharing aja. Polisi (Polsek) belum mampu/tidak bisa "menjebak" orang yg diduga akan menipu tadi.
ReplyDeletePikir saya kalau bisa direkam dan Searching, kayak di TV dan bisa mengungkap kasus. pasti jadi Nilai + bagi Polisi.
Akhirnya saya pulang saja, sebenarnya mau niat "menjebak" sendiri di rumah. Cuma sudah kelamaan, pikir saya si "penipu" pasti sudah sadar..
Saya tunggu sampe jam 12 malam, si Penipu tidak menghubungi lagi, saya tidak tahu pas itu ada yang kena tipu atau tidak. Mudah mudahan tidak.
sama mas kasus nya sekarang saya masih sms ama orangnya , tp karena penasaran saya searching di internet ketemu kasus yang sama jadi saya bisa lebih cepat sadar tks mas
ReplyDeletetkq mas, cerita sampeyan jadi ispirasi sy, ni sy jg lagi dapet telp dr orang yang mengaku mau beli rumah sy, motif dan caranya sama seperti yg anda alami, dia menyebut namanya DR.POERWANTA.
ReplyDeletegaya bahasanya orang luar jawa ya....
syukurlah aku masih dilindungi Tuhan....